Memanggungkan Indonesia

Kamis, 18 September 2014

Tantangan ekonomi Indonesia versi Bank Dunia

By on 22.19
Selama satu dekade mendatang, Indonesia memiliki beberapa faktor pendukung pertumbuhan ekonomi jika didukung kebijakan yang tepat, kata Bank Dunia.
Faktor-faktor itu antara lain aspek demografis yang bisa memasok tenaga kerja dalam jumlah besar, tren urbanisasi, dan pembangunan di Cina.
Namun Indonesia juga menghadapi banyak tantangan, yang jika tidak segera diatasi, bisa membuat negara ini terperangkap menjadi negara berpenghasilan menengah.
Berikut rangkuman dari peluang dan risiko yang dihadapi Indonesia:

Demografis

Kondisi demografis yang menyediakan tenaga kerja dalam jumlah besar. Jumlah penduduk usia kerja antara 2013-2020 diprediksi melonjak dari 174 juta orang jadi 189 juta orang.
Saat ini 50% populasi berada di bawah usia 30 tahun. Kaum muda dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi dan fasih teknologi informasi adalah aset untuk meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Urbanisasi

Populasi urban Indonesia meningkat 4% per tahun sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat urbanisasi tertinggi di dunia.
Pada 2025, 68% populasi diproyeksikan akan tinggal di kawasan urban, jauh meningkat jika dibandingkan dengan 52% populasi pada 2012. Akibatnya, kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya akan semakin jenuh dan permintaan rumah, pusat perbelanjaan, dan kendaraan di kota-kota kecil akan semakin tinggi.

Harga komoditi global

Melemahnya harga-harga komoditi sejak 2011 menjadi tantangan bagi Indonesia dalam jangka pendek, seperti tampak dalam neraca perdagangan Indonesia. Tetapi hal ini juga menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas dan keragaman investasi di Indonesia.

Ekspor manufaktur masih kurang

Separuh penduduk Asia Tenggara ada di Indonesia, tetapi ekspor manufaktur Indonesia hanya 15%. Angka ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Thailand yang penduduknya hanya 15% dari total populasi Asean tapi memasok 34% ekspor di Asean.

Investasi asing rendah

Investasi asing langsung di Indonesia masih lebih rendah ketimbang negara-negara lain di Asean. Persentase investasi asing langsung dari Produk Domestik Bruto: Indonesia (1,9%); Vietnam (5%); rata2 ASEAN (3,3%).
Selain itu, tanpa reformasi kebijakan yg tepat Indonesia bisa “mengambang” dan terperangkap menjadi negara berpenghasilan menengah seperti Brasil yang PDB per kapitanya hanya naik US$200 selama 23 tahun atau Afrika Selatan yang PDB per kapitanya hanya naik US$400 dalam 32 tahun.
Untuk menghindari kondisi seperti itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus tumbuh di atas 6%.

http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2014/06/140623_ulasan_ri_bankdunia.shtml

0 komentar:

Posting Komentar