Brand atau merek adalah salah satu topik yang banyak dibahas secara luas dalam management pemasaran. Brand
merupakan konsep psikologis, sikap mental yang membentuk pikiran
konsumen yang diasosiasikan dengan sesuatu yang mereka inginkan,
memakai, mencoba, berpartisipasi, diasosiasikan dengan atau menjadi
bagian dari brand.
Brand adalah wujud dari brand itu sendiri, simbol, terminologi, ciri khas, disain, warna, suara, images,
aroma, frase, peristiwa, objek, binatang atau orang. Semua itu adalah
ikon yang akan memberikan merek suatu identitas. Ketika sesuatu
diberikan merek (branded) maka ikon tersebut berfungsi untuk membangun asosiasi yang berkaitan dengan sikap (attitudes),
keyakinan dan emosional audiens terhadap sesuatu tersebut. Dalam dunia
marketing, hal tersebut merupakan aktivitas mendasar untuk membentuk
ingatan konsumen tentang merek dan perangkat yang digunakan untuk
membangun sikap mental. Gabungan ikon dan lingkungan spesifik pemakaian
produk secara konsisten akan membentuk identitas merek.
Inti dari semua ini adalah bahwa, brand merupakan perwujudan secara spesifik mengenai janji merek dan value
merek. Janji yang dimaksud dalam hal ini adalah memberikan manfaat bagi
target pelanggan tertentu. Ketika Anda membayar untuk suatu barang
dengan harapan mendapatkan sensasi dari suatu merek, berarti Anda
mengharapkan adanya manfaat tertentu secara konsisten dan handal. Anda
juga hanya tertarik dengan merek pada kesempatan pertama dengan harapan,
manfaat atau nilai yang dijanjikan sesuai dengan kebutuhan Anda. Tidak
terpenuhinya harapan terhadap merek, maka merek tidak akan dipercaya
pelanggan dan merek tidak memiliki nilai bisnis.
Brand Personality
Brand Personality adalah deskripsi dari situasi, kualitas, dan
asosiasi yang dikomunikasikan kepada pelanggan, agar pelanggan dapat
membangun persepsi dalam benak mereka tentang merek, dan mendukung nilai
yang dijanjikan merek. (merek adalah soft side, namun kualitas produk
tetap penting untuk membangun hubungan ikatan yang kuat dan hubungan
dengan target pasar).
Dua faktor paling penting sebuah merek yang sukses adalah adanya
hubungan yang relevan antara produk dengan kebutuhan pelanggan dan
berbeda dengan pesaing. Pertimbangan penting lainnya adalah kejelasan
dan kemudahan pemahaman dalam komunikasi merek, dan (dalam banyak kasus)
tingkat kemampuan menarik perhatian dan stimulasi imajinasi target
pelanggan.
Perlu diperhatikan bahwa produk atau jasa yang sama dapat di-branded dengan berbagai cara untuk target pasar yang berbeda, bahkan meskipun untuk target pasar yang tumpang tindih. Pilihan mem-branded
dapat dilakukan dengan membuat variasi perbedaan kemasan, pilihan
saluran distribusi, dan bahkan keputusan harga untuk pasar-pasar yang
berbeda. Bisnis yang berbeda akan memasarkan varian produk dengan cara
yang berbeda: dalam hal tertentu merupakan keputusan yang masuk akal
untuk membangun beberapa merek yang berbeda, dalam kondisi lain bila
memungkinkan dapat dilakukan dengan membangun associated brand (brand asosiasi). Associated brand merupakan pilihan dengan tujuan untuk berbagi biaya (sharing cost) atau untuk memperkuat dan memperluas daya tarik produk inti di beberapa pasar yang berdekatan.
Sebaliknya, merek juga dapat digunakan untuk memasarkan beberapa
produk dan jasa ke pasar sasaran tunggal. Bentuk ekstrim dari hal ini
adalah bila perusahaan memilih untuk memfokuskan semua investasi merek
dengan membangun branding korporasi (corporate branding).
Strategi ini dipilih karena percaya bahwa sikap pelanggan, keyakinan
pelanggan, kehandalan, identitas, karakter, reputasi, kualitas dan
konsistensi yang disampaikan untuk kepuasan pelanggan, memiliki pengaruh
yang luar biasa pada preferensi pelanggan ketika mereka memutuskan
dengan siapa mereka akan melakukan bisnis. Pendekatan ini menekankan
promosi yang lebih fokus sebagai investasi untuk membangun image perusahaan, dibandingkan membangun image
ditingkat lini produk. Hal ini paling sering ditemukan pada perusahaan
business to business (B2B), profesional dan perusahaan jasa keuangan.
0 komentar:
Posting Komentar