Memanggungkan Indonesia

Kamis, 30 Maret 2017

Andmesh dan Sirih Pinang Selamat Datang

By on 06.06
JIBI Photo : sidomi.com
Sore tadi sekitar pukul 15.00 WITA, di Persimpangan Jalan Bajawa - Thamrin, Kupang, saya dan saudara sepupu saya, sebut saja Erwin Isohone, berangkat ke kos temannya. Jalanan sepi-sepi saja. Padahal jam-jam tersebut pegawai kantoran, terlebih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pulang ke rumahnya. Hanya sekali-sekali beberapa motor knalpot 'racing' dengan kecepatan tinggi mendahului GL Max tahun 2000an yang kami tumpangi. Melewati salah satu tikungan jalan, tiba-tiba saja suara riuh terdengar dari belakang kami. Sebuah mobil pick up berwarna putih memuat sekitar 20an orang.

Saya menoleh ke belakang, beberapa wanita berparas ayu berdiri di barisan depan mobil bak terbuka, tepat di belakang sopir. Mungkin saja mereka dari daerah  Sabu dan Rote, yang selama dikenal cantik di kalangan masyarakat Kota Kupang. Ini cerita yang sering saya dengar dari teman-teman dari kampung yang kuliah di Kupang.
Mobil itu terlihat semakin jauh tertinggal di belakang kami karena Erwin lebih cepat memacu sepeda motornya. Mungkin dia sedikit risih dengan suara bising di belakang kami.

Saya sedikit penasaran dengan rombongan di mobil tadi. Dari kejauhan tampak semua mereka berbaju merah, dan mengenakan ikat kepala. Sedikit menjadi catatan, saya tidak terlalu penasaran dengan mojang-mojangnya hehehe... Saya menepuk bahu Erwin memberikan isyarat agar memperlambat laju sepeda motor.

"Bro.. jangan-jangan mereka demo," kata saya.

Erwin yang sedikit kaget, sontak memperlambat laju motornya. Dia bahkan meminggirkan sepeda motor ke tepi jalan, dan membiarkan mobil pick up tersebut mendahuluinya. Sepeda motor kami berhenti total. Ternyata di dalam mobil itu tidak hanya cewek-cewek Rote dan Sabu saja. Ada juga beberapa bapak-bapak paruh baya. Jumlah merka sekitar lima orang duduk di lantai mobil pick up tersebut. Sirih pinang, merah marun tetap menghiasi bibir mereka. Asyik mengunyah sambil berteriak. Telinga saya tidak terlalu jelas mendengar apa yang mereka teriakan. Sesekali spanduk putih usang yang juga gambarnya tidak jelas mereka kibarkan.

"Tidak cukup kontras memang, depan cantik-cantik belakang gagah dan ganteng," gumam saya dalam hati.
Tampak juga sekitar 30an sepeda motor mengekor di belakang mobil pick up tadi. Ada juga beberapa perempuan dengan ikat kepala, sambil mengunyah siri pinang, yang mengendarai sepeda motor meliuk-liuk di antara pengendara laki-laki lainnya.
Saking terkesima pemandangan ini, saya sampai lupa mencari tahu apa sebenarnya yang mereka lakukan. Mobil beserta konvoi sepeda motor tadi sudah jauh melaju ke depan. Sekitar 500an meter.

"Aiii.. Lupa tanya le..." kata erwin sedikit refleks sambil menepok jidatnya.

Langsung dikejarnya rombongan tadi. Tidak terlalu sulit memang untuk mendekati mereka, karena konvoi mereka tidak terlalu cepat. Maklum, mereka harus mengikuti irama mobil komando pick up di depan.

"Kaka,,,,  kaka,, kaka dong demo ka?" tanya Erwin kepada seorang wanita yang juga mengendarai sepeda motor. Ia mengenakan celana dan jaket jeans. Baju kaos putih polos tampak jelas dari depan. Ini karena jaket yang dikenakannya tidak diresleting. Ikat kepalanya berwarna merah tua. Sepintas, dandannya terlihat seperti aktor koboi Amerika tahun 90an. Sirih pinang tetap menghiasi bibir manisnya.

"Sonde nyong, ada pi jemput Andmensh  di bandara ni. Di sampe jam 4," jawabnya penuh semangat sambil tersenyum sumringah. Manis.

Hati kecil saya bergumam lirih, pikir saya mereka melakukan aksi demonstrasi besar-besaran di Kota Kupang. Jika benar, maka Kota Kupang mungkin bisa heboh dan 'chaos' sore ini.

"Kaka nyong mau ikut? Mari su...!!" wanita tadi balik bertanya dan malah mengajak kami untuk ikut rombongannya.

"Iya kaka, kaka dong lewat situ, kami lewat sini saja eee..." jawab Erwin.

Percakapan itu terhenti tepat di pertigaan jalan. Konvoi mereka ke arah kiri, sedangkan kami berbelok ke kanan menuju kos teman.

Sesampainya di kos, suara gemuruh pesawat Garuda Airlines yang tampak di udara hendak 'landing' di bandara El Tari.

"Mungkin Andmes sudah tiba" kata saya dalam hati.

Kupang kembali heboh. Selamat datang di kotamu Andmes. Semoga kamu juga bisa mengunyah sirih pinang seperti saudara-saudaramu tadi. Tetaplah sederhana bro.

Kupang, 30/03/2017

2 komentar: