Memanggungkan Indonesia

Rabu, 11 Februari 2015

Pesan Toleransi antar umat beragama dalam film komedi Bollywood "PK" (Sebuah Resensi)

By on 21.07

        
Oleh : Andri Atagoran

"Tuhan mungkin sudah bosan minum air kelapa," demikianlah pemikiran PeeKay saat berada di salah satu Gereja Katolik, di Kota New Dehli. Air kelapa muda menjadi simbol ritual agama Hindu di Sungai Gangga. Lalu ia bertanya kepada petugas Misa, untuk apa anggur yang dipegang oleh Pastur di depan Altar. Petugas tersebut cukup terusik dengan kehadiran PeeKay yang membawa air kelapa muda. Ia lantas berusaha menjelaskan kepada PeeKay simbol sebenarnya dari anggur yang digunakan dalam Sakramen Ekaristi.

Setelah mendapatkan jawaban, PeeKay segera menuju pasar dan mencari minuman anggur. Kepada dua orang Muslim, ia lalu bertanya dimana rumah Tuhan. Masjid, tempat ibadah umat muslim terdekat menjadi tujuan terakhirnya membawa anggur untuk Tuhan. Tapi apa yang didapatnya, alih-alih mendapatkan senyuman dari Tuhan yang sedang dicarinya, ia malah dikejar oleh umat muslim yang sedang beribadah karena ketahuan membawa minuman beralkohol ke Masjid. Inilah sekelumit kisah jenaka dan menyedihkan pencarian PeeKay akan Tuhan, hanya untuk menanyakan keberadaaan remote control-nya yang hilang.

Di akhir bulan Desember tahun 2015, tepatnya tanggal 19 Desember 2014, industri perfilman India atau yang dikenal dengan nama Bollywood kembali merilis film komedi "PK". Penjualan film ini terbukti sukses dan fantastis dalam satu bulan terakhir. Jasa penjual film online, merilis, bahwa "PK" sudah mencatatkan pemasukan sebesar Rs 102 crore atau setara dengan Rp 208 miliar. Ini adalah pemasukan terbesar sepanjang sejarah penjualan film secara online di India (sumber : kapanlagi.com). Tentunya bukan tanpa alasan, kenapa penjualan tiket film secara online ini terbilang fantastis. Film ini mendapatkan tempat di hati masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang pluralis. Film besutan sutradara 3 Idiots (2009), Rajkumar Hirani, ini mampu memberikan pesan toleransi antar umat beragama.

Walaupun sudah dua bulan yang lalu rasanya belum terlambat untuk memberikan sedikit resensi dari film ini, mengingat banyak masyarakat yang belum sempat menontonnya. Film ini Mengisahkan tentang perjalanan seorang manusia luar angkasa yang kemudian dikenal dengan nama PeeKay yang berarti mabuk (Amir Khan). PeeKay yang melakukan penelitian di planet bumi tanpa sengaja harus melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan kalungnya yang hilang. proses pencarian kalungnya yang kemudian disebut sebagai “Remot Kontrol” agar dia bisa kembali ke planetnya, menarik perhatian seorang wanita penyiar televisi cantik Jaggu (anushka Sharma). Jagu yang kebetulan kehilangan kekasihnya Sarfaraz semasa kuliah di Belgia karena perbedaan agama. Sarfaraz adalah seorang pria warga Pakistan yang semasa kuliah bekerja paruh waktu di Kedutaan Besar Pakistan di Belgia.

PeeKay adalah julukan dari masyarakat sekitar untuknya, karena kelakuan kocak dan pertanyaan polosnya tentang Tuhan. Pertanyaan-pertanyaanya tentang Tuhan memang logis tapi dianggap aneh oleh orang sekitanrya. Tuhan dimana harapan satu-satunya untuk menemukan remot kontrolnya. Pertanyaan kritisnya mengenai perbedaan agama yang seoalah-olah mencerai-beraikan manusia, menjadi kebingungan terbesarnya mengenai siapa Tuhan sebenarnya yang ia cari. Disinilah titik puncak perjuangannya menemukan remot kontrol, hingga pertemuannya dengan Jaggu, penyiar televisi, yang kemudian menjadi sahabatnya.

Proses pencarian Tuhan oleh PeeKay, pada akhirnya menjadi program televisi dimana tempat Jaggu bekerja. Hal ini mengundang reaksi dari seorang guru, Hindu Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), yang menjadi sahabat dan orang kepercayaan ayah Jagu (Parikshat Sahni), dalam segala urusan mulai dari bisnis hingga kehidupan keluarga. Tapasvi Maharaj, adalah seorang guru agama Hindu, yang memberikan nama Jagat Janani kepada Jaggu. Tapi karena nama "Jagat Janani" sering dibully di sekolah semasa kecilnya, maka Jaggu pun lantas menggantinya dengan nama “Jagu”.

PeeKay dalam proses pencarian Tuhan di tengah kebingungan, penemuan remot kontrol serta mempertemukan Jagu dengan kekasihnya Sarfaraz yang berada jauh di Pakistan, menjadi klimaks dari dari film ini. Film yang bernuansa komedi ini, penuh muatan pesan pluralis dan kritik tentang bagaimana manusia memandang agama sebagai jalan menemukan Tuhan itu sendiri. PeeKay mengajarkan kita banyak hal dalam film ini. Selain mengajarkan Toleransi dan Kejujuran, PeeKay juga mengajarkan tentang arti cinta yang tulus. Cinta yang cukup untuk merelakan jaggu menjadi milik Sarfaraz, mengingat dalam persahabatan dengan Jaggu PeeKay juga jatuh cinta kepadanya.

Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. 

Selamat menonton!!

Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. Selamat menonton!!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andri.atagoran/pesan-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-film-komedi-bollywood-pk_54f3523f745513962b6c705a
Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. Selamat menonton!!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andri.atagoran/pesan-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-film-komedi-bollywood-pk_54f3523f745513962b6c705a
"Tuhan mungkin sudah bosan minum air kelapa. Air kelapa muda menjadi simbol ritual agama Hindu di Sungai Gangga," Demikianlah pemikiran PeeKay saat berada di salah satu Gereja Katolik, di Kota New Dehli. Lalu ia bertanya kepada petugas Misa, untuk apa anggur yang dipegang oleh Pastur di depan Altar. Petugas tersebut cukup terusik dengan kehadiran PeeKay yang membawa air kelapa muda. Ia lantas berusaha menjelaskan kepada PeeKay simbol sebenarnya dari anggur yang digunakan dalam sakramen ekaristi. Setelah mendapatkan jawaban, PeeKay segera menuju pasar dan mencari minuman anggur. Kepada dua orang Muslim, ia lalu bertanya dimana rumah Tuhan. Masjid, tempat ibadah umat muslim terdekat menjadi tujuan terakhirnya membawa anggur untuk Tuhan. Tapi apa yang didapatnya, alih-alih mendapatkan senyuman dari Tuhan yang sedang dicarinya, ia malah dikejar oleh umat muslim yang sedang beribadah karena ketahuan membawa minuman beralkohol ke Masjid. Inilah sekelumit kisah jenaka dan menyedihkan pencarian PeeKay akan Tuhan, hanya untuk menanyakan keberadaaan remote control-nya yang hilang. Di akhir bulan Desember tahun 2015 tepatnya tanggal 19 Desember 2014, industri perfilman India atau yang dikenal dengan nama Bollywood kembali merilis film komedi PK. Penjualan film ini terbukti sukses dan fantastis dalam satu bulan terakhir. Jasa penjual film online, merilis, bahwa PK sudah mencatatkan pemasukan sebesar Rs 102 crore atau setara dengan Rp 208 miliar. Ini adalah pemasukan terbesar sepanjang sejarah penjualan film secara online di India (sumber : kapanlagi.com). Tentunya bukan tanpa alasan, kenapa penjualan tiket film secara online ini terbilang fantastis. Film ini mendapatkan tempat di hati masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang pluralis. Film besutan sutradara 3 Idiots (2009), Rajkumar Hirani, ini mampu memberikan pesan toleransi antar umat beragama. Walaupun sudah dua bulan yang lalu rasanya belum terlambat untuk memberikan sedikit resensi dari film ini, mengingat banyak masyarakat yang belum sempat menontonnya. Film ini Mengisahkan tentang perjalanan seorang manusia luar angkasa yang kemudian dikenal dengan nama PeeKay yang berarti mabuk (Amir Khan). PK yang melakukan penelitian di planet bumi tanpa sengaja harus melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan kalungnya yang hilang. proses pencarian kalungnya yang kemudian disebut sebagai “Remot Kontrol” agar dia bisa kembali ke planetnya, menarik perhatian seorang wanita penyiar televisi cantik Jaggu (anushka Sharma). Jagu yang kebetulan kehilangan kekasihnya Sarfaraz semasa kuliah di Belgia karena perbedaan agama. Sarfaraz adalah seorang pria warga Pakistan yang semasa kuliah bekerja paruh waktu di Kedutaan Besar Pakistan di Belgia. PeeKay adalah julukan dari masyarakat sekitar untuknya, karena kelakuan kocak dan pertanyaan polosnya tentang Tuhan. Pertanyaan-pertanyaanya tentang Tuhan memang logis tapi dianggap aneh oleh orang sekitanrya. Tuhan dimana harapan satu-satunya untuk menemukan remot kontrolnya. Pertanyaan kritisnya mengenai perbedaan agama yang seoalah-olah mencerai-beraikan manusia, menjadi kebingungan terbesarnya mengenai siapa Tuhan sebenarnya yang ia cari. Disinilah titik puncak perjuangannya menemukan remot kontrol, hingga pertemuannya dengan Jaggu, penyiar televisi, yang kemudian menjadi sahabatnya. Proses pencarian Tuhan oleh PK, pada akhirnya menjadi program televisi dimana tempat Jaggu bekerja. Hal ini mengundang reaksi dari seorang guru, Hindu Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), yang menjadi sahabat dan orang kepercayaan ayah Jagu (Parikshat Sahni), dalam segala urusan mulai dari bisnis hingga kehidupan keluarga. Tapasvi Maharaj, adalah seorang guru agama Hindu, yang memberikan nama Jagat Janani kepada Jaggu. Tapi karena nama "Jagat Janani" sering dibully di sekolah semasa kecilnya, maka Jaggu pun lantas menggantinya. PeeKay dalam proses pencarian Tuhan di tengah kebingungan, penemuan remot kontrol serta mempertemukan Jagu dengan kekasihnya Sarfaraz yang berada jauh di Pakistan, menjadi klimaks dari dari film ini. Film yang bernuansa komedi ini, penuh muatan pesan pluralis dan kritik tentang bagaimana manusia memandang agama sebagai jalan menemukan Tuhan itu sendiri. PeeKay mengajarkan kita banyak hal dalam film ini. Selain mengajarkan Toleransi dan Kejujuran, PK juga mengajarkan tentang arti cinta yang tulus. Cinta yang cukup untuk merelakan jaggu menjadi milik Sarfaraz, mengingat dalam persahabatan dengan Jaggu PeeKay juga jatuh cinta kepadanya. Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. Selamat menonton!!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andri.atagoran/pesan-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-film-komedi-bollywood-pk_54f3523f745513962b6c705a
"Tuhan mungkin sudah bosan minum air kelapa. Air kelapa muda menjadi simbol ritual agama Hindu di Sungai Gangga," Demikianlah pemikiran PeeKay saat berada di salah satu Gereja Katolik, di Kota New Dehli. Lalu ia bertanya kepada petugas Misa, untuk apa anggur yang dipegang oleh Pastur di depan Altar. Petugas tersebut cukup terusik dengan kehadiran PeeKay yang membawa air kelapa muda. Ia lantas berusaha menjelaskan kepada PeeKay simbol sebenarnya dari anggur yang digunakan dalam sakramen ekaristi. Setelah mendapatkan jawaban, PeeKay segera menuju pasar dan mencari minuman anggur. Kepada dua orang Muslim, ia lalu bertanya dimana rumah Tuhan. Masjid, tempat ibadah umat muslim terdekat menjadi tujuan terakhirnya membawa anggur untuk Tuhan. Tapi apa yang didapatnya, alih-alih mendapatkan senyuman dari Tuhan yang sedang dicarinya, ia malah dikejar oleh umat muslim yang sedang beribadah karena ketahuan membawa minuman beralkohol ke Masjid. Inilah sekelumit kisah jenaka dan menyedihkan pencarian PeeKay akan Tuhan, hanya untuk menanyakan keberadaaan remote control-nya yang hilang. Di akhir bulan Desember tahun 2015 tepatnya tanggal 19 Desember 2014, industri perfilman India atau yang dikenal dengan nama Bollywood kembali merilis film komedi PK. Penjualan film ini terbukti sukses dan fantastis dalam satu bulan terakhir. Jasa penjual film online, merilis, bahwa PK sudah mencatatkan pemasukan sebesar Rs 102 crore atau setara dengan Rp 208 miliar. Ini adalah pemasukan terbesar sepanjang sejarah penjualan film secara online di India (sumber : kapanlagi.com). Tentunya bukan tanpa alasan, kenapa penjualan tiket film secara online ini terbilang fantastis. Film ini mendapatkan tempat di hati masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang pluralis. Film besutan sutradara 3 Idiots (2009), Rajkumar Hirani, ini mampu memberikan pesan toleransi antar umat beragama. Walaupun sudah dua bulan yang lalu rasanya belum terlambat untuk memberikan sedikit resensi dari film ini, mengingat banyak masyarakat yang belum sempat menontonnya. Film ini Mengisahkan tentang perjalanan seorang manusia luar angkasa yang kemudian dikenal dengan nama PeeKay yang berarti mabuk (Amir Khan). PK yang melakukan penelitian di planet bumi tanpa sengaja harus melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan kalungnya yang hilang. proses pencarian kalungnya yang kemudian disebut sebagai “Remot Kontrol” agar dia bisa kembali ke planetnya, menarik perhatian seorang wanita penyiar televisi cantik Jaggu (anushka Sharma). Jagu yang kebetulan kehilangan kekasihnya Sarfaraz semasa kuliah di Belgia karena perbedaan agama. Sarfaraz adalah seorang pria warga Pakistan yang semasa kuliah bekerja paruh waktu di Kedutaan Besar Pakistan di Belgia. PeeKay adalah julukan dari masyarakat sekitar untuknya, karena kelakuan kocak dan pertanyaan polosnya tentang Tuhan. Pertanyaan-pertanyaanya tentang Tuhan memang logis tapi dianggap aneh oleh orang sekitanrya. Tuhan dimana harapan satu-satunya untuk menemukan remot kontrolnya. Pertanyaan kritisnya mengenai perbedaan agama yang seoalah-olah mencerai-beraikan manusia, menjadi kebingungan terbesarnya mengenai siapa Tuhan sebenarnya yang ia cari. Disinilah titik puncak perjuangannya menemukan remot kontrol, hingga pertemuannya dengan Jaggu, penyiar televisi, yang kemudian menjadi sahabatnya. Proses pencarian Tuhan oleh PK, pada akhirnya menjadi program televisi dimana tempat Jaggu bekerja. Hal ini mengundang reaksi dari seorang guru, Hindu Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), yang menjadi sahabat dan orang kepercayaan ayah Jagu (Parikshat Sahni), dalam segala urusan mulai dari bisnis hingga kehidupan keluarga. Tapasvi Maharaj, adalah seorang guru agama Hindu, yang memberikan nama Jagat Janani kepada Jaggu. Tapi karena nama "Jagat Janani" sering dibully di sekolah semasa kecilnya, maka Jaggu pun lantas menggantinya. PeeKay dalam proses pencarian Tuhan di tengah kebingungan, penemuan remot kontrol serta mempertemukan Jagu dengan kekasihnya Sarfaraz yang berada jauh di Pakistan, menjadi klimaks dari dari film ini. Film yang bernuansa komedi ini, penuh muatan pesan pluralis dan kritik tentang bagaimana manusia memandang agama sebagai jalan menemukan Tuhan itu sendiri. PeeKay mengajarkan kita banyak hal dalam film ini. Selain mengajarkan Toleransi dan Kejujuran, PK juga mengajarkan tentang arti cinta yang tulus. Cinta yang cukup untuk merelakan jaggu menjadi milik Sarfaraz, mengingat dalam persahabatan dengan Jaggu PeeKay juga jatuh cinta kepadanya. Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. Selamat menonton!!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andri.atagoran/pesan-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-film-komedi-bollywood-pk_54f3523f745513962b6c705a
"Tuhan mungkin sudah bosan minum air kelapa. Air kelapa muda menjadi simbol ritual agama Hindu di Sungai Gangga," Demikianlah pemikiran PeeKay saat berada di salah satu Gereja Katolik, di Kota New Dehli. Lalu ia bertanya kepada petugas Misa, untuk apa anggur yang dipegang oleh Pastur di depan Altar. Petugas tersebut cukup terusik dengan kehadiran PeeKay yang membawa air kelapa muda. Ia lantas berusaha menjelaskan kepada PeeKay simbol sebenarnya dari anggur yang digunakan dalam sakramen ekaristi. Setelah mendapatkan jawaban, PeeKay segera menuju pasar dan mencari minuman anggur. Kepada dua orang Muslim, ia lalu bertanya dimana rumah Tuhan. Masjid, tempat ibadah umat muslim terdekat menjadi tujuan terakhirnya membawa anggur untuk Tuhan. Tapi apa yang didapatnya, alih-alih mendapatkan senyuman dari Tuhan yang sedang dicarinya, ia malah dikejar oleh umat muslim yang sedang beribadah karena ketahuan membawa minuman beralkohol ke Masjid. Inilah sekelumit kisah jenaka dan menyedihkan pencarian PeeKay akan Tuhan, hanya untuk menanyakan keberadaaan remote control-nya yang hilang. Di akhir bulan Desember tahun 2015 tepatnya tanggal 19 Desember 2014, industri perfilman India atau yang dikenal dengan nama Bollywood kembali merilis film komedi PK. Penjualan film ini terbukti sukses dan fantastis dalam satu bulan terakhir. Jasa penjual film online, merilis, bahwa PK sudah mencatatkan pemasukan sebesar Rs 102 crore atau setara dengan Rp 208 miliar. Ini adalah pemasukan terbesar sepanjang sejarah penjualan film secara online di India (sumber : kapanlagi.com). Tentunya bukan tanpa alasan, kenapa penjualan tiket film secara online ini terbilang fantastis. Film ini mendapatkan tempat di hati masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang pluralis. Film besutan sutradara 3 Idiots (2009), Rajkumar Hirani, ini mampu memberikan pesan toleransi antar umat beragama. Walaupun sudah dua bulan yang lalu rasanya belum terlambat untuk memberikan sedikit resensi dari film ini, mengingat banyak masyarakat yang belum sempat menontonnya. Film ini Mengisahkan tentang perjalanan seorang manusia luar angkasa yang kemudian dikenal dengan nama PeeKay yang berarti mabuk (Amir Khan). PK yang melakukan penelitian di planet bumi tanpa sengaja harus melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan kalungnya yang hilang. proses pencarian kalungnya yang kemudian disebut sebagai “Remot Kontrol” agar dia bisa kembali ke planetnya, menarik perhatian seorang wanita penyiar televisi cantik Jaggu (anushka Sharma). Jagu yang kebetulan kehilangan kekasihnya Sarfaraz semasa kuliah di Belgia karena perbedaan agama. Sarfaraz adalah seorang pria warga Pakistan yang semasa kuliah bekerja paruh waktu di Kedutaan Besar Pakistan di Belgia. PeeKay adalah julukan dari masyarakat sekitar untuknya, karena kelakuan kocak dan pertanyaan polosnya tentang Tuhan. Pertanyaan-pertanyaanya tentang Tuhan memang logis tapi dianggap aneh oleh orang sekitanrya. Tuhan dimana harapan satu-satunya untuk menemukan remot kontrolnya. Pertanyaan kritisnya mengenai perbedaan agama yang seoalah-olah mencerai-beraikan manusia, menjadi kebingungan terbesarnya mengenai siapa Tuhan sebenarnya yang ia cari. Disinilah titik puncak perjuangannya menemukan remot kontrol, hingga pertemuannya dengan Jaggu, penyiar televisi, yang kemudian menjadi sahabatnya. Proses pencarian Tuhan oleh PK, pada akhirnya menjadi program televisi dimana tempat Jaggu bekerja. Hal ini mengundang reaksi dari seorang guru, Hindu Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), yang menjadi sahabat dan orang kepercayaan ayah Jagu (Parikshat Sahni), dalam segala urusan mulai dari bisnis hingga kehidupan keluarga. Tapasvi Maharaj, adalah seorang guru agama Hindu, yang memberikan nama Jagat Janani kepada Jaggu. Tapi karena nama "Jagat Janani" sering dibully di sekolah semasa kecilnya, maka Jaggu pun lantas menggantinya. PeeKay dalam proses pencarian Tuhan di tengah kebingungan, penemuan remot kontrol serta mempertemukan Jagu dengan kekasihnya Sarfaraz yang berada jauh di Pakistan, menjadi klimaks dari dari film ini. Film yang bernuansa komedi ini, penuh muatan pesan pluralis dan kritik tentang bagaimana manusia memandang agama sebagai jalan menemukan Tuhan itu sendiri. PeeKay mengajarkan kita banyak hal dalam film ini. Selain mengajarkan Toleransi dan Kejujuran, PK juga mengajarkan tentang arti cinta yang tulus. Cinta yang cukup untuk merelakan jaggu menjadi milik Sarfaraz, mengingat dalam persahabatan dengan Jaggu PeeKay juga jatuh cinta kepadanya. Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. Selamat menonton!!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andri.atagoran/pesan-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-film-komedi-bollywood-pk_54f3523f745513962b6c705a
"Tuhan mungkin sudah bosan minum air kelapa. Air kelapa muda menjadi simbol ritual agama Hindu di Sungai Gangga," Demikianlah pemikiran PeeKay saat berada di salah satu Gereja Katolik, di Kota New Dehli. Lalu ia bertanya kepada petugas Misa, untuk apa anggur yang dipegang oleh Pastur di depan Altar. Petugas tersebut cukup terusik dengan kehadiran PeeKay yang membawa air kelapa muda. Ia lantas berusaha menjelaskan kepada PeeKay simbol sebenarnya dari anggur yang digunakan dalam sakramen ekaristi. Setelah mendapatkan jawaban, PeeKay segera menuju pasar dan mencari minuman anggur. Kepada dua orang Muslim, ia lalu bertanya dimana rumah Tuhan. Masjid, tempat ibadah umat muslim terdekat menjadi tujuan terakhirnya membawa anggur untuk Tuhan. Tapi apa yang didapatnya, alih-alih mendapatkan senyuman dari Tuhan yang sedang dicarinya, ia malah dikejar oleh umat muslim yang sedang beribadah karena ketahuan membawa minuman beralkohol ke Masjid. Inilah sekelumit kisah jenaka dan menyedihkan pencarian PeeKay akan Tuhan, hanya untuk menanyakan keberadaaan remote control-nya yang hilang. Di akhir bulan Desember tahun 2015 tepatnya tanggal 19 Desember 2014, industri perfilman India atau yang dikenal dengan nama Bollywood kembali merilis film komedi PK. Penjualan film ini terbukti sukses dan fantastis dalam satu bulan terakhir. Jasa penjual film online, merilis, bahwa PK sudah mencatatkan pemasukan sebesar Rs 102 crore atau setara dengan Rp 208 miliar. Ini adalah pemasukan terbesar sepanjang sejarah penjualan film secara online di India (sumber : kapanlagi.com). Tentunya bukan tanpa alasan, kenapa penjualan tiket film secara online ini terbilang fantastis. Film ini mendapatkan tempat di hati masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia yang pluralis. Film besutan sutradara 3 Idiots (2009), Rajkumar Hirani, ini mampu memberikan pesan toleransi antar umat beragama. Walaupun sudah dua bulan yang lalu rasanya belum terlambat untuk memberikan sedikit resensi dari film ini, mengingat banyak masyarakat yang belum sempat menontonnya. Film ini Mengisahkan tentang perjalanan seorang manusia luar angkasa yang kemudian dikenal dengan nama PeeKay yang berarti mabuk (Amir Khan). PK yang melakukan penelitian di planet bumi tanpa sengaja harus melakukan perjalanan spiritual untuk menemukan kalungnya yang hilang. proses pencarian kalungnya yang kemudian disebut sebagai “Remot Kontrol” agar dia bisa kembali ke planetnya, menarik perhatian seorang wanita penyiar televisi cantik Jaggu (anushka Sharma). Jagu yang kebetulan kehilangan kekasihnya Sarfaraz semasa kuliah di Belgia karena perbedaan agama. Sarfaraz adalah seorang pria warga Pakistan yang semasa kuliah bekerja paruh waktu di Kedutaan Besar Pakistan di Belgia. PeeKay adalah julukan dari masyarakat sekitar untuknya, karena kelakuan kocak dan pertanyaan polosnya tentang Tuhan. Pertanyaan-pertanyaanya tentang Tuhan memang logis tapi dianggap aneh oleh orang sekitanrya. Tuhan dimana harapan satu-satunya untuk menemukan remot kontrolnya. Pertanyaan kritisnya mengenai perbedaan agama yang seoalah-olah mencerai-beraikan manusia, menjadi kebingungan terbesarnya mengenai siapa Tuhan sebenarnya yang ia cari. Disinilah titik puncak perjuangannya menemukan remot kontrol, hingga pertemuannya dengan Jaggu, penyiar televisi, yang kemudian menjadi sahabatnya. Proses pencarian Tuhan oleh PK, pada akhirnya menjadi program televisi dimana tempat Jaggu bekerja. Hal ini mengundang reaksi dari seorang guru, Hindu Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla), yang menjadi sahabat dan orang kepercayaan ayah Jagu (Parikshat Sahni), dalam segala urusan mulai dari bisnis hingga kehidupan keluarga. Tapasvi Maharaj, adalah seorang guru agama Hindu, yang memberikan nama Jagat Janani kepada Jaggu. Tapi karena nama "Jagat Janani" sering dibully di sekolah semasa kecilnya, maka Jaggu pun lantas menggantinya. PeeKay dalam proses pencarian Tuhan di tengah kebingungan, penemuan remot kontrol serta mempertemukan Jagu dengan kekasihnya Sarfaraz yang berada jauh di Pakistan, menjadi klimaks dari dari film ini. Film yang bernuansa komedi ini, penuh muatan pesan pluralis dan kritik tentang bagaimana manusia memandang agama sebagai jalan menemukan Tuhan itu sendiri. PeeKay mengajarkan kita banyak hal dalam film ini. Selain mengajarkan Toleransi dan Kejujuran, PK juga mengajarkan tentang arti cinta yang tulus. Cinta yang cukup untuk merelakan jaggu menjadi milik Sarfaraz, mengingat dalam persahabatan dengan Jaggu PeeKay juga jatuh cinta kepadanya. Film ini layak ditonton karena selain membawa pesan toleransi antar umat beragama, film ini juga mampu mengobrak-abrik suasana hati dari penonton. Perasaan geli karena lucu, sedih dan terharu hingga bahagia menyatu dalam satu bungkusan kisah pencarian Tuhan. Selamat menonton!!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andri.atagoran/pesan-toleransi-antar-umat-beragama-dalam-film-komedi-bollywood-pk_54f3523f745513962b6c705a

0 komentar:

Posting Komentar