Memanggungkan Indonesia

Sabtu, 31 Agustus 2013

Budaya Gemar Membaca antara Masalah, Tantangan dan Peluang

By on 09.14
Hampir secara keseluruhan, bangsa yang sudah maju dan ingin maju, kegiatan membaca merupakan suatu kebutuhan, sama seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan (SPP). Membaca adalah satu aktivitas penting bagi terciptanya generasi-generasi yang memiliki wawasan luas dalam segal hal, dan sudah barang tentu peka terhadap kondisi lingkungannya. Ada pepatah yang mengatakan, “dengan membaca kita bisa membedah isi dunia”.
Sebenarnya, dengan membaca, seseorang telah melibatkan banyak aspek; meliputi berpikir(to think), merasakan(to feel), dan bertindak melaksanakan hal-hal yang baik dan bermanfaat sebagaimana yang dianjurkan oleh bahan bacaan (to act). Masalah gemar membaca sudah menjadi masalah bangsa, karena rendahnya budaya membaca bagi bangsa kita sudah sangat memperihatinkan, belum lagi di era serba tekhnologi ini, budaya membaca semakin mengalami kemunduran, pasalnya, serbuan media elektornik, seperti televisi, internet, radio dan lain sebagainya telah membuat aktivitas membaca menjadi pekerjaan yang dinomorduakan.
Tidak hanya generasi yang instan yang bakal lahir, melainkan manusia-manusia yang tidak mengawali satu pekerjaan dari nol dan bersungguh-sungguh, sehingga orisinalitas ide serta beragam inovasi daribermacam kreativitas menjadihal yang sangat sulit direalisasikan, apalagi dikembangkan. Akan tetapi di negeri Ibu pertiwi ini, budaya membaca belum sepenuhnya menjadi laku keseharian, mengingat di satu sisi, pendidikan kita belum mampu meletakkkan fondasi dasar bahwa membaca adalah kebutuhan paling vital sebelum jauh menginjak tingkat pendidikan ke arah yang lebih tinggi.
Di lain sisi, pendidikan sampai saat ini pun belum menjamah seratus persen sampai ke setiap wilayah pelosok negeri, terutama desa-desa terpencil yang tidak mendapat perhatian lebih, baik dari pemerintah daerah maupun pusat. Budaya membaca ini selalu menjadi permaslahan pokok di negri ini dalam lingkup bidang pendidikan. Hampir tidak dapat dipahami bahwa negri yang kaya akan sumber daya alam dengan jumlah penduduk terpadat ke empat di dunia tetapi masih belum bisa mewujudkan budaya gemar membaca apalagi menyediaakan fasilitas baca seperti perpustakaan yang nyaman bagi penduduknya terutama pelajar.
Persoalan kompleks akan kita temui apabila kita benar-benar fokus untuk menyelesaikan permasalahan membaca ini. Tapi yasudalah, ketika kita hanya fokus pada mengeluh sebatas pemasalahan yang ada maka kita akan tetap pada tempat yang sama di mana lingkaran kebodohan akan selalu setia bersama kita. Sudah saatnya kita bangkit dengan sebuah tekat berdiri di atas kaki sendiri. Iya, bangsa yang berpeluang untuk maju di segala aspek kehidupan masyarakatnya adalah bangsa yang mampu untuk berusaha sendiri selama ia masih bisa.
Lalu kita bertanya apa maksud dari kalimat di atas? Saatnya kita bersama bangkit dari bawah dari hal yang paling kecil yaitu mewujudkan fasilitas baca yang nyaman dan melakukan kampanye membaca! Ibu pertiwi ini sedang menanti kita untuk bangkit dan bergerak menuju masa depan bersama generasi muda saat ini. Salam.

0 komentar:

Posting Komentar